Modernis.co, Jakarta – Perjalanan para aktivis Global Sumud Flotilla kembali mendapat ancaman serius dari Israel. Baru-baru ini mereka mengkhawatirkan hal terbesar selama perjalanan.
Diketahui para aktivis Global Sumud Flotilla telah melakukan perjalanan pada awal Agustus 2025 lalu. Mereka berasal dari koalisi kemanusiaan yang negara-negara Asia.
Para aktivis berangkat dari pelabuhan negara masing-masing dan terus bertambah setelah melintas di setiap wilayah.
Namun perjalanan mereka dipenuhi dengan teror dan intimidasi penjajah Israel. Dilansir dari Aljazeera, salah satu aktivis Flotilla bernama David Adler membongkar semua teror Israel.
Menurutnya, saat ini rombongan Global Sumud Flotilla sudah semakin mendekati pantai di Gaza. Namun, secara tidak terduga para aktivis mendapatkan ancaman terparah sepanjang perjalanan.
Dari unggahannya di X, ia memberi headline “final letter” dengan terjemahan caption “Tadi malam, beberapa kapal angkatan laut Israel mengancam konvoi kami,” tulisnya pada Rabu (1/10).
Tidak hanya di situ, Adler juga menjelaskan bahwa militer Israel telah melakukan serangan mengkhawatirkan di laut internasional.
Ancaman Penculikan Ilegal
Dalam suratnya di X, Adler memaparkan kejadian menegangkan yang mereka alami. menjelaskan bahwa kapal-kapal militer Israel telah menyerang kapal para aktivis Flotilla.
Mereka juga mengintimidasi kru dan melumpuhkan sistem komunikasi mereka. Pengalaman ini bukan hal baru bagi para aktivis. Namun, ada hal yang paling mereka khawatirkan.
Mereka mengenali taktik-taktik tersebut sebagai pertanda dari apa yang telah lama mereka takutkan. Yaitu penculikan ilegal oleh Israel di perairan internasional.
Siap Hadapi Serangan yang Mendekat
Meskipun mereka tahu konsekuensi paling berat dari perjalanan tersebut. Para aktivis tetap bernagkat dengan hati tegar dan siap menghadapi segala kemungkinan.
“Saat saya menulis ini, kami sedang mempersiapkan diri untuk serangan yang mendekat,” ungkap Adler.
Saat ini, Global Sumut Flotilla hanya berjarak 120 mil laut dari pantai Gaza. Ia memastikan bahwa kru mereka telah mengetahui prosedur dan protokol yang harus dilakukan.
“Ketika mereka menaiki kapal kami, kami tidak akan melawan. Kami siap,” tegasnya.
Para aktivis berencana untuk mendokumentasikan semua yang terjadi melalui ponsel dan CCTV, lalu mentransmisikannya ke seluruh dunia.
Mereka sepenuhnya bergantung pada dukungan global untuk menyebarkan kabar tentang apa yang mereka sebut sebagai “serangan kriminal” ini.
Benar, mereka bergantung pada tegaknya keadilan dan kemanusiaan. Meskipun mereka juga tau, Israel sangat asing dengan dua istilah tersebut. (IF)